Nama : Rini Hesti Nasution
NIM : 3122122010
Kelas : B (Sosiologi)
Fenomenologi
Agama
Fenomenologi agama
merupakan pokok bahasan dari penyelidikan ilmiah terhada agama adalah fakta
agama dan pengungkapannya.
·
Berbagai Ilmu Agama
1. Sosiologi
Agama yaitu dirumuskan sebagai studi tentang interelasi dari agama dan
masyarakat serta bentuk interaksi antar mereka. Anggapan sosiolog à
dorongan, gagasan, dan lembaga keagamaan memepengaruhidan sebaliknya juga
dipengaruhi kekuatan sosial organisasi dan stratifikasi sosial. E . evans –
Pritchard à
Antopologi sebagai cabang penyelidikan sosiologi terhadap suku primitif.
Berkaitan dengan upacara, percayaan terhadap
supranatural.
2. Psikologi
Agama yaitu studi mengenai aspek psikologi agama à penyelidikan
peran religius dan budi. àcabang sosiologi yang menyelidiki sebab-
sebab dari ciri psikologis dari sikap religius atau pengalaman dan berbagai
penomena individu yang muncul dari sikap dan pengalaman.
3. Flsafatat
Agama à
refleksi filosofis mengenai agama dengan mempergunakan metode filsafat secara
sistematis à
memeriksa secara kritis nilai kebenaran mitos, sombol, upacara dllà
mengemukakan pembenaran rasional dari gerakan agama spontan dan eksistensial.
4. Teologi
Agama à
bidang studi baru oleh kristen sangat diminati àmengadakan
dialog dengan agama nonkristen.
·
Fenomenologi Histori Agama
è Bersifat
empiris, tidak normatifà dengan membandingkan berbagai agama
namun tidak memperlihatkan agama yang satu lebih baik dari agama yang lain.
è Penyelidikan
sistematis dari sejarah agama.
è Tidak
membatasi pada satu agama. Membandingkan
dan memahami tata cara beragama,institusi, kepercayaan, mitos, upacara,
konsep mengenai ketuhanan.
è Fenomenologi
agama à
berbeda dengan fenomenologi histori agama.
è Fenomenologi
agama à
studi tentang agama tanpa mengkaji asal usul agama tersebut, hanya maknanya
bagi pemeluknya.
è Hakika
agama à
empiris, filosofis dan teologis.
·
Beberapa Metode : Historis, Komparatif
dan Fenomenologi
1. Metode
Historis
à
sejarah sebagai ilmu manusia à studi rangkaian ungkapan – ungkapan
khusus. Pendekatan historis dapat dilakukan dengan memahami ungkapan dan
mengaitkannya dengan ungkapan lain.
è Menurut
pendekatan historismeà mempelajari suatu aspek dari organisasi
sosial atau kebudayaan darin suatu bangsa kurun waktu tertentu sejarawan harus
melacak sejarahnya untuk memperlihatkan
bagaimana bentuk khusus itu berkembang dan menghubungkannya dengan aspek
lain dari sosio cultural dimana aspek itu berada.
è Dalam
studi agama harus mengandaikan perlunya sejarah agama.
è Sejarah
agama à
menganut pandangan suatu penomena religius paling baik dipahami hanya dengan
menganalisis perkembangan historisnya. Tidak memperhatikan tingkah laku dan
prinsip agama tersebut.
2. Metode
Komparatif
è studi
tentang tipe berbeda dari kelompok fenomena , untuk menentukan secara analisis
faktor yang membawa kesamaan dan perbedaan pola kahas tingkah laku.
è Biasanya
dengan metode historis dan silang
3. Metode
Fenomenologi
è Menyelidiki
karakteristik yang dominan dari agama dalam kontekshistori kultural.
è Asumsi
dasar bentuk luar ungkapan manusia mempunyai pola dan konfigurasi kehidupan
dalam yang teratur, yang dapat dilukiskan kerangkanyan dengan metode
fenomenologi.
è Menangkap
dan menginterpretasikan setiap jenis perjumpaan manusia dengan yang suci.
·
Bentuk – Bentuk Primitif Dari Agama
·
Konsep Ketuhanan : Monoteisme,
Panteisme, dan Monisme
1. Monoteisme
è Kepercayaan
semata- mata terhadap satu tuhan, yang dengan terang – terangan mengecualikan
dewa lain, merupakan pernyataan akhir terhadap pengakuan adanya tuhan.
è Ikhnaton
à
raja mesir yang merupakan pada abad ke 14 à wujud monoteis
pertama yakni pemujaan terhadap matahari.
2. Panteisme
è Panteisme
barat dan timur
è Panteisme
timur atau hinduisme tidak mengakui segalanya tuhan tetapi segala sesuatu ada
dalam tuhan
è Panteisme
Angelus Silesiua berbeda dengan panteisme Ramakrishnaà
dia melihat penciptaan dalam kerangka cinta dan memandang tuhan sebagai cinta
yang subtansial.
è Kekuatan
yang seperti merasuki segala sesuatu adalah satu. kesadaran yang tajam mengenai
itu mengidentikkan tuhan dengan segala sesuatu. Karena kehadirannya yang langsung dan sktif didunia inin mengenakan
bentuk yang nyata.
è Merupakan
hasil pewahyuaan yang terjadi dalam beberapa ibadah misteri
è Adanya
Kesadaran kosmik atau menjiwai alam semesta, kolektif diatas individu, prinsip
nonrasional.
3. Monisme
è Mencari
yang satu dalam yang banyak atau memikirkan yang satu yang sama sekali tidak
memiliki batas dan defenisi. Tidak bisa dikondisikan begitu saja.
è Dunia
fenomena disangkal realitasnya karena hanya nampak illusi.
Sumber
: Raho, Bernard. 2013. Agama dalam Persfektif
Sosiologi. Penerbit Obor : Jakarta