Kamis, 29 Mei 2014

filim korupsi



ANALISIS FILIM KORUPSI

1.      Judul Filim : Rumah Perkara
è Korupsi yang dilakukan : Gartifikasi àLurah menerima suap dari pihak  pemilik modal.
a.       Kronologis
è Seorang calon lurah atau kepala desa pada saat kampanye memberikan visi- misinya atau janji kepada masyarakat akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat desa yang akan dipimpinnya.
è Setelah menjabat jadi lurah atau kepala desa, dia mengingkari janjinya untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan memajukan desa.
è Lurah tersebut melakukan tindakan penyalahgunaan jabatan dengan cara membuat keputusan yang merugikan warga masyarakat yakni menyetujui pembanguan proyek ditanah milik masyarakat, yang menyebabkan sebagian penduduk kehilangan tempat tinggalnya atau diusir.
è Salah satu masyarakat yang terusir atau dirugikan adalah selingkuhan lurah.
è Pemilik proyek memberikan suap kepada lurah dalam pengambilan keputusan persetujuan.
b.      Teori dan Analisi

Teori yang digunakan pada kasus korupsi lurah ini adalah Teori Pertukaran Sosial yang dikemukakan George Homans.Teori pertukaran sosial menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap: 1). Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu, 2). Jenis hubungan yang dilakukan, dan 3). Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

Dari teori ini dapat kita lihat, seorang lurah menukar tanda tangannya atau persetujuannya terhadap suatu proyek dengan menerima sejumlah uang dari pihak pemilik proyek. Janji yang diucapkan sebelum menjabat tidak sesuai dengan kenyataan setelah menjabat. Seorang lurah tidak mensejakterakan rakyatnya dan membuat rakyatnya menderita dan kehilangan tempat tinggalnya. Kepentingan umum diabakan demi kepentingan diri sendiri.

Selain teori pertukaran sosial, kasus ini juga bisa dianalisis dengan teori  fungsionalisme struktural yang dikemukakan Teori Fungsionalisme Struktural. Menurut teori ini fungsi dikaitkan sebagai segala kegiatan yang diarahkan kepada memenuhi kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari sebuah sistem. Ada empat persyaratan mutlak yang harus ada supaya termasuk masyarakat bisa berfungsi. Keempat persyaratan itu disebutnya AGIL. AGIL adalah singkatan dari Adaption, Goal, Attainment, Integration, dan Latency.
Kasus diatas, tidak hanya melibatkan lurah tetapi juga camat, camat juga bekerja sama dengan pihak pemilik proyek, sehingga lurah menyesuaikan keadaaan tersebut dengan struktur yang diatasnya yaitu camat. Karena camat sudah menandatangani surat persetujuan pembangunan proyek di kampung tersebut maka lurahpun tidak bisa menghindari struktur yang ada dan menandatangani surat tersebut. Penyalahgunaan wewenang atas jabatan pun terjadi rakyat dirugikan demi kepentingan pribadi dan kapitalis.
c.       Solusi Permasalahan
Solusi yang bisa kita ambil dari kasus korupsi yang dilakukan lurah adalah lurah berusaha mengembalikan hak rakyat yakni berupa tempat tinggal. Dan bernegosiasi dengan pihak proyek yang telah diberi persetujuan lurah. Perjanjian semula yang telah disepakati dikaji ulang dan harus menghindari kerugian bagi masyarakat setempat. Seperti yang kita ketahui bahwa pembangunan harus berpihak pada rakyat bukan hanya pada kamum kapitalis saja.
Terjadi perubahan sikap sebelum dan sesuadah menjabat telah merugikan masyarakat yang dipimpinnya. Yang pada akhirnya juga menimbulkan penyesalan bagi dirinya sendiri atas tindakan yang sudah dilakukannya dan atas pelanggaran terhadap janji yang diucapkan sebelum menjabat jadi lurah. Penyesalan yang terjadi pada lurah bisa diobati dengan tindakan diatas dan berjanjia tidak akan mengulangi perbuatannya atau penyalahgunaan atas jabatan yang dimiliki.



2.      Judul Filim : Aku Padamu
Korupsi yang dilakukan : Gartifikasi à birokrasi yang berbelit – belit dan melaksanakan suap – menyuap antara rakyat dan birokrasi KUA dan Pendidikan
a.       Kronologis
è Pasangan kekasih yang ingin menikah dan mengurus surat nikah ke KUA
è Biroksasi rumit, syarat yang banyak  dan lama dalam urusan masyarakat atau kepentingan masyarakat.
è Biroksasi yang rumit menyebabkan calon pengantin laki – laki ingin menyelesaikan urusannya dengan menggunakan orang dalam dan penyuapan terhadap biroksasi tersebut.
è Hal tersebut tidak terjadi berkat ilmu yang diajarkan guru dan dihalangi sang wanita.
è Pasangan kekasih tersebut akhirnya gagal menikah atau menunda pernikahannya.
b.      Teori dan Analisi
·         Teori Birokrasi Weber.
Blau dan Meyer yang menjelaskan bahwa birokrasi adalah suatu lembaga yang sangat kuat dengan kemampuan untuk meningkatkan kapasitas-kapasitas potensial terhadap hal-hal yang baik maupun buruk dalam keberadaannya sebagai instrument adminsitrasi rasional yang netral pada skala yang besar.
Teori Birokrasi yang dicetuskan oleh Max Weber. Weber, dalam analisanya tentang birokrasi, mengemukakan beberapa bentuk wewenang di dalam hubungan kekuasaan. (Kerebungu: 2008 : 142). Ketiga wewenang dimaksud adalah wewenang tradisional yang didasarkan atas tradisi, wewenang karismatik yang didasarkan pada ciri kepribadian pemimpin, dan wewenang rasional yang didasarkan pada prinsip the right man on right place.
Birokrasi yang dianggap mempermudah segala urusan masyarakat ternyata mempersulit masyarakat. Birokrasi berubah menjadi birokcrazy atau meja gila. Untuk mempermudah urusan pembuatan surat nikah di KUA kita harus menyogok pegawainya dan menggunakan orang dalam atau keluarga. Tindakan suap hampir saja dilakukan pasangan kekasih tersebut, namun hal itu dihalangi perempuan karena ilmu yang sudah diperoleh dari gurunya.
Seorang guru yang sudah bertahun – tahun jadi guru hononer tidak bisa menjadi guru tetap karena birokrasi yang menerapkan sogok untuk menjadi guru tetap. Hal itu tidak dilakukan guru tersebut dan tetap bertahan menjadi guru honorer yang dicintai muridnya sampai akhir hayatnya.
·         Talcott Parsons: Teori Fungsionalisme Struktural
Fungsi dikaitkan sebagai segala kegiatan yang diarahkan kepada memenuhi kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari sebuah sistem. Ada empat persyaratan mutlak yang harus ada supaya termasuk masyarakat bisa berfungsi. Keempat persyaratan itu disebutnya AGIL. AGIL adalah singkatan dari Adaption, Goal, Attainment, Integration, dan Latency. Demi keberlangsungan hidupnya, maka masyarakat harus menjalankan fungsi-fungsi tersebut, yakni;
  1. Adaptasi (adaptation): supaya masyarakat bisa bertahan dia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan dirinya.
  2. Pencapain tujuan (goal attainment): sebuah sistem harus mampu menentukan tujuannya dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan itu.
  3. Integrasi (integration): masyarakat harus mengatur hubungan di antara komponen-komponennya supaya dia bisa berfungsi secara maksimal.
  4. Latency atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada: setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, dan membaharui baik motivasi individu-individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan mepertahankan motivasi-motivasi itu.
Kasus diatas yang terjadi pada lembaga KUA merupakan sebuah struktur yang saling berfungsi untuk melakukan korupsi. Urusan masyarakat dipersulit dan memakan waktu yang lama merupakan sebuah kesepakatan dalam struktur lembaga tersebut. Untuk mendapatkan keuntungan dari masyarakat mereka secara bersama – sama melaksanakan kerja sama antar bagian – bagian yang terkait dengan urusan pernikahan, perceraian dll.
Bagian – bagian yang terdapat dalam lembaga tersebut saling beradaptasi dengan keadaan dan situasi yang terjadi dalam birokrasi. Masyarakat yang berkepntingan dengan lembaga KUA juga diajak untuk menyesuaikan diri dengan biriksasi yang ada. Bagi mereka yang ingin cepat menyelesaikan masalahnya harus memberikan uang atau sogokan kepada pihak KUA dan menggunakan orang dalam. Dalam dunia pendidikan bagi guru yang ingin meningkatkan jabatannya harus menyogok biroksasi yang ada. Ini sudah menjadi sebuah struktur yangsaling berpingsi yang terjadi dalam dunia biroksasi.
c.       Solusi Permasalahan
Solusi dari kasus diatas adalah memperbaiki orang yang ada dialamnya karena sistem suatu birokrasi tidak pernah merugikan masyarakat. Dengan memperbaiki orang yang menjalankan birokrasi maka birokrasi tidak menjadi hal yang menakutkan dan menyusahkan masyarakat tapi menjadi jalan untuk mempermudah urusan masyarakat, seperti mengurus surat nikah. Cita- cita yang diinginkan masyarakat akan terwujud dengan birokrasi yang mudah.
Jika terdapat suatu birokrasi yang sulit dan menerima sogokan, masyarakat jangan mau melaksanakannya sehingga budaya tersebut  hilang sedikit demi sedikit. Tindakan yang dilakukan aktor dalam filim sudah benar tidak mau melibatkan diri dalam korupsi yang terjadi dalam birokrasi.
3.      Judul Filim : Selamat Siang Risa
Korupsi yang dilakukan : Gartifikasi à penyupan yang dilakukan kaum kapitalis terhadap karyawan yang miskin dalam sebuah perusahaan
a.      Kronologis
è Seorang pemilik modal ingin menggunakan gudang perusahaan
è Salah satu gudang tersebut dipimpin oleh seorang karyawan yang memiliki ekonomi rendah.
è Pemilik modal memberi sejumlah uang kepada karyawan tersebut
è Karyawan menolaknya dalam situasi kemiskinan keluarga dan biaya hidup yang kekuranga
è Nilai , etika yang dimiliki bisa menghentikan sebuah tindakan korupsi
b.      Teori dan Analisi
·         Teori kelas Karl Marx
Teori kelas menyatakan bahwa dalam masyarakat terdapat dua kelas yakni kelas borjuis yang memiliki modal dan kaum proletar yang hanya menjual tenaga kerja, miskin. Kelas kaya akan selalu mengeksploitasi kelas miskin. Dalam kasus ini orang kaya berusaha mencapai tujuannya dengan menggunakan uang yang dimilikinya yakni menyuap karyawan yang miskin. Namun hal tersebut tidak terjadi berkat keteguhan prinsip dan nilai agama yang dipegangnya. Kondisi keluarga yang serbakekurangantidak menyurutkan imannya untuk berbuat korupsi atau menerima suap tersebut walaupun dia sebenarnya membutuhkannya.
·         Teori sistem
Teori sistem dipetakan oleh George Ritzer pada paradigma fakta sosial. Maksudnya adalah penggunaan teori ini dikhususkan pada masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai, institusi/pranata-pranata sosial yang mengatur dan menyelenggarakan eksistensi kehidupan bermasyarakat. Sistem sendiri merupakan suatu kesatuan dari elemen-elemen fungsi yang beragam, saling berhubungan dan membentuk pola yang mapan. Hubungan antara elemen-elemen sosial tersebut adalah hubungan timbal-balik atau hubungan dua arah.
Kasus diatas merupakan kasus yang terjadi dalam perusahaan, direktur perusahaan beserta bawahannya melakukan korupsi. Ini merupakan sebuah sistem dalam perusahaan. Perturan perusahaan dilanggar demi tujuan uang. Namun karyawan yang miskin ini tidak mau melanggar nilai – nilai yang ada dalam perusahaan yang telah disepakati.
c.       Solusi Permasalahan
Solusi permasalahan yaitu kehidupan karyawan harus diberikan kemakmuran yang layak, agar tidak terjadi kasus korupsi. Orang yang taat pada peraturan dianggap hal yang merugikan dan aneh, tidak beruntung, miskin itu harus diubah dalam paradigma masyarakat. Bagi kapitalis urusan tidak semuanya bisa dibeli dengan uang, dan berusaha untuk merubah paradigma bahwa uang adlah segalanya. Segala urusan akan selesai jika dijalankan dengan prosedur yang ada.
4.      Judul Filim : Please Jangan Bilang Siapa – Siapa
Korupsi yang dilakukan : pemerasan atau nepotisme à guru yang memaksakan siswanya untuk membeli buku darinya.
a.      Kronologis
è Seorang guru yang menjual buku kepada siswanya dengan pemaksaan atau kewajiban bagi siswa
è Guru menyuruh salah satu siwa untuk memungut biayanya dari siswa yang lain.


b.      Teori dan Analisi

·         Teori Stuktural Fungsional Emile Durkheim

Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang masuk ‎dalam kelompok teori umum atau general theories (Littlejohn, 1999), ciri utama teori ‎ini adalah adanya kepercayaan pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur ‎yang berada di luar diri pengamat.‎
Korupsi yang dilakukan guru melalui pemaksaan siswa untuk membeli buku kepadanya merupakan korupsi yang terstuktur yang dimulai dari kepala sekolah, guru sam pai kepada murid. Guru memberikan uang tips kepada murid yang telah mengumpulkan uang bayaran dari siswa lain. Ini merupakan korupsi. Penjualan buku yang dilakukan guru merupakan korupsi berupa pemerasan pada siswa, harga yang dibuat guru jauh lebih mahal dari pada diluar sekolah. Guru mengambil keuntungan dalam kesempitan dan kesusahan siswa.

·         Teori strukturasi Anthony Giddens

Teori Giddens (2011) memaparkan, struktur tidak disamakan dengan kekangan (constraint) namun selalu mengekang (constraining) dan membebaskan (enabling). Hal ini tidak mencegah sifat-sifat struktur system sosial untuk melebar masuk kedalam ruang dan waktu diluar kendali actor-aktor individu, dan tidak ada kompromi terhadap kemungkinan bahwa teori-teori sistem sosial para aktor yang dibantu ditetapkan kembali dalam aktivitasativitasnya bisa merealisasikan sistem-sistem itu.
            Kasus diatas merupakan sebuah prilaku yang tersruktur dari kepala sekolah, guru, murid. Sistem atau aturan tidak lagi berfungsi dalam menjalankan fungsinya. Siswa dikekang untuk menaati perintah gurunya atau unsur lain, sehingga tujuan guru berjalan dengan apa yang diinginkannya yakni meperoleh keuntungan yang besar dari penjualan buku pada siswa. Ini merupakan tindkan yang sangat merugikan siswa dan membuat biaya sekolah yang semakin meningkat. Padahal buku yang sama bisa dibeli ditokoh lain yang lebih murah. 
c.       Solusi permasalahan
Solusi yang dapat diambil yaitu sikap yang menjalankan struktur tersebut harus dibina kembali, lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap tindakan seseorang terutama keluarga. Korupsi didunia pendidikan harus dihapuskan, karena dapat mempengaruhi siswa dan melakukan korupsi dalam lingkungan keluarganya. Sebagai siswa kita bisa menolak pembelian buku pada guru dengan memberikan sebuah argument yang logis dan santun. Kepala sekolah dan guru hendaknya jangan menjalankan sebuah sistem yang merugikan siswa.
Sumber bacaan :
 Prof. Dr. Damsar. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar